Frekuensi Adalah
Frekuensi adalah banyaknya perubahan yang terjadi dalam satu detik. Misalnya, listrik memiliki frekuensi 50Hz, maka listrik berubah 50 kali dalam satu detik atau gelombang. Perlu ditentukan frekuensi listrik agar tidak mengganggu mata, misalnya lampu. Jika cahaya diberikan frekuensi 2 Hz, maka akan berkedip dan mengganggu penglihatan manusia. Namun, jika frekuensi 50Hz digunakan, kedipan tidak terlihat oleh mata manusia.
Frekuensi listrik di dunia ini terbagi menjadi dua, yaitu 50Hz dan 60Hz. Alasannya jauh lebih panjang dari apa yang dikatakan karena berkaitan dengan sejarah penemuan listrik AC dan dominasi perusahaan listrik besar saat itu. Manajer menjelaskan secara singkat dan jelas, teman-teman.
Listrik mulai tersedia pada abad ke-19, ketika frekuensi yang digunakan pada saat itu tidak disepakati, frekuensi yang digunakan pada saat itu berbeda dari generator ke generator. Karena banyaknya nilai frekuensi yang digunakan maka frekuensi daya AC standar, 50Hz dan 60Hz, dikembangkan karena pada saat itu ada dua perusahaan besar yang mendominasi pasar industri kelistrikan, Westinghouse dengan listrik 50Hz dan pesaingnya General Electric (GE) dengan listrik 60Hz. Di Amerika, Westinghouse mendominasi pasar listrik lebih dari General Electric. Itu sebabnya kami menggunakan listrik frekuensi 60Hz di Amerika. Westinghouse berpendapat bahwa lampu neon menggunakan frekuensi 60Hz akan bekerja lebih baik daripada menggunakan frekuensi 50Hz. Karena saat itu beban utama listrik adalah penerangan menggunakan lampu pijar, maka Westinghouse menggunakan lampu pijar sebagai ukuran. Pangsa pasar General Electric tidak terlalu bagus di pasar AS, tetapi General Electric memiliki banyak cabang di Eropa. Produk General Electric lebih laris di pasar Eropa. Oleh karena itu, semua negara di benua Eropa menggunakan listrik 50Hz.
Ada juga negara yang menerapkan dua kali pengulangan dalam satu negara, negara khusus ini adalah Jepang. Di Jepang bagian timur menggunakan listrik dengan frekuensi 50 Hz, sedangkan di Jepang bagian barat menggunakan listrik dengan frekuensi 60 Hz. Menggunakan dua frekuensi di satu negara memperumit komunikasi listrik. Karena frekuensi, tegangan dan fasa sambungan harus sama. Oleh karena itu, jika frekuensinya berbeda, maka frekuensinya perlu diubah terlebih dahulu.
Alasan Mengapa Indonesia menggunakan 50Hz ?
Penyediaan tenaga listrik di Indonesia ditangani oleh PT Perusahaan Listrik Negara atau biasa disingkat PT PLN. PT PLN pada awalnya merupakan perusahaan milik jajahan Hindia Belanda, namun setelah kemerdekaan Kerajaan Indonesia, perusahaan milik Hindia Belanda tersebut menjadi milik pemerintah Indonesia. Karena Belanda merupakan bagian dari benua Eropa, maka listrik yang terpasang di negara Hindia Belanda tersebut telah menerima sistem kelistrikan di sana. Oleh karena itu, Indonesia menggunakan listrik pada frekuensi 50Hz.
Bagaimana jika Anda membeli motor listrik dari negara dengan frekuensi 60Hz dan menggunakannya di negara dengan frekuensi 50Hz?
Motor listrik tetap dapat digunakan dengan menggunakan listrik dengan frekuensi 50Hz, namun nilai tegangannya harus rendah agar motor dapat bekerja dengan baik. Intinya, jika motor listrik yang dibeli memiliki nameplate 460V/60Hz, kita perlu mengatur tegangan suplai menjadi (50/60)*460 = 383 atau mendekati 380 volt untuk dapat beroperasi pada output yang maksimal. Jika terpaksa menggunakan tegangan suplai 460 V / 50 Hz, motor listrik akan cepat panas, karena arus akan bertambah dan akan mengurangi umur motor listrik.
Demikian artikel tentang frekuensi listrik di Indonesia dan dunia, informasi yang admin sampaikan semoga bermanfaat bagi para pembaca blog Sekolah Otomasi, dan jangan lupa untuk memberikan kritik dan saran yang membangun untuk menjadikan blog ini lebih baik lagi.